Kamis, 22 November 2018

macam-macam pemasaran

Macam-macam sistem pemasaran

Sistem pemasaran dapat dikategorikan menjadi sistem pemasaran vertikal, sistem pemasaran horizontal dan sistem pemasaran ganda.

1. Sistem pemasaran vertikal

Terdiri dari produsen, grosir dan pengecer yang bertindak dalam satu kesatuan pada pelaksanaannya dan inilah yang dikenal sebagai sistem pemasan vertikal. Sistem pemasaran vertikal terbagi ke dalam tiga jenis yaitu sistem pemasaran korporat, sistem pemasaran administrasi serta sistem pemasaran kontraktual.

2. Sistem pemasaran horizontal

Sistem ini merupakan suatu sistem pemasaran dimana pada pelaksanaannya terdapat lebih dari satu perusahaan yang tidak memiliki hubungan satu sama lain dan menyatukan sumber dayanya untuk memperbasar peluang pemasarannya.

3. Sistem pemasaran ganda

Perpaduan antara kedua sistem yang dijelaskan di atas adalah sistem pemasaran ganda yaitu antara sistem pemasaran vertikal dan juga horizontal.

strategi pimpinan pasar

Mengembangkan pasar keseluruhan[sunting | sunting sumber]

Perusahaan pemimpin pasar cenderung akan mencari pemakai baru, kegunaan baru, dan penggunaan yang lebih banyak atas produknya. Setiap kelas produk mempunyai peluang menarik pembeli yang belum mengenal produknya atau menolaknya karena harga atau kurangnya ciri tertentu pada produk.
  1. Pemakai baru. Contohnya pada kasus Boeing yang mengalami kemunduran mencolok dalam pesanan Jumbo Jet B-747 karena perusahaan penerbangan menyatakan jumlah pesawat sudah cukup untuk melayani pasar yang ada. Boeing kemudian menyimpulkan bahwa untuk menaikkan penjualan B-747 adalah dengan membantu perusahaan penerbangan memikat lebih banyak orang untuk terbang. Pada saat itu, perusahaan penerbangan saling bersaing ketat menarik konsumen yang ada dibanding konsumen baru. Boeing melakukan analisis segmen pasar dan menemukan temuan bahwa kalangan pekerja tidak banyak terbang meski biaya terjangkau. Boeing kemudian menganjurkan kalangan perushaaan dan biro jasa perjalanan agar mencoba menawarkan satu paket wisata carteran bagi serikat buruh, kelompok agama, dan tempat-tempat penginapan. Strategi itu berhasil dijalankan Boeing di kawasan Eropa.
  2. Kegunaan baru. Pasar dapat diperluas dengan menemukan dan memperkenalkan kegunaan baru suatu produk. Contohnya selama tahun 70-an di Indonesia, Unilever sibuk mengkampanyekan Blue Band yang sebelumnya hanya dikenal untuk mengoles roti tawar dan adonan kue, sebagai suatu yang melezatkan masakan bila dicampurkan ke dalamnya.
  3. Penggunaan yang lebih baik. Strategi berikutnya adalah meyakinkan masyarakat konsumen agar menggunakan produk lebih banyak pada setiap kesempatan. Contohnya adalah strategi yang dilakukan Michelin Tire Company dari Perancis, Michelin menghendakisupaya pemilik mobil di Perancis mengendarai mobilnya lebih sering karena dengan begitu penggantian ban akan lebih sering juga. Michelin juga mencetak buku pedoman dengan peta dan pemandangan sepanjang jalan agar membuat perjalanan lebih memikat. 


Melindungi pangsa pasar[sunting | sunting sumber]

Sambil memperluas pasar, perusahaan yang dominan juga harus mempertahankan pangsa pasarnya supaya tidak lepas ke pesaing. Dalam kenyataannya, terdapat enam strategi pertahanan militer yang bisa diadopsi oleh perusahaan sebagai berikut.
  1. Kedudukan bertahan. Pertahanan mendasar dengan membangun kubu benteng yang kokoh dan sulit direbut di sekitar daerahnya.
  2. Pertahanan sisi (Flanking defense). Perusahaan market leader tidak hanya menjaga daerah kekuasaannya, tetapi juga membangun beberapa sayap atau pos-pos di luar daerahnya.
  3. Pertahanan aktif mendahului (Preemptive defense). Menyerang lawan sebelum lawan tersebut menyerangnya atau dikenal pertahanan dengan menyerang.
  4. Pertahanan serang-balas (Counteroffensive defense). Bila perusahaan pemimpin pasar diserang, maka reaksi pertama adalah serangan balasan. Pimpinan pasar tidak boleh tinggal diam dalam menghadapi tindakan-tindakan pesaing.
  5. Pertahanan mobil. Pertahanan ini dilakukan dengan jalan memperluas daerah penjualannya yang di masa depan bisa dimanfaatkan sebagai pusat pertahanan maupun penyerangan. Perusahaan dalam memperluas daerah penjualan tidak hanya melalui pengembangbiakan merk, namun dengan cara pembaruan pada dua front, misalnya memperluas pasar dan diversifikasi pasar.
  6. Aksi penciutan. Terkadang perusahaan besar menyadari bahwa tidak mungkin seluruh daerah penjualannya dipertahankan. Kekuatan tersebar terlalu luas sehingga terasa kurang efektivitasnya, apalagi para pesaing secara terus-menerus menggerogoti berbagai sudut pertahanannya. Maka jalan terbaik adalah kontraksi atau juga sering disebut pengunduran diri/penarikan diri. Kontraksi yang terencana bukanlah suatu tindakan menyerah pada pasar tetapi lebih ke melepaskan daerah penjualan yang kurus dan mengatur kembali kekuatan daerah yang gemuk. Strategi ini merupakan konsolidasi atas kekuatan bersaing perusahaan di pasar serta memusatkan sumber daya pada posisi-posisi yang sangat penting.

strategi pemasaran

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran. [1] Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. [2] Perusahaan Konsultan manajemen Arthur D. Little yang berpusat di Cambridge

menggolongkan posisi perusahaan dalam bersaing di dunia industri sebagai berikut.
  1. Dominan. Perusahaan mampu mengendalikan pesaing-pesaing yang lain serta memiliki banyak pilihan dalam menentukan strategi.
  2. Kuat. Perusahaan mampu bertindak bebas tanpa membahayakan posisi jangka panjangnya walaupun pesaing-pesaing berbuat apa saja yang dikehendaki.
  3. Baik. Perusahaan mempunyai kekuatan dalam strategi tertentu serta mempunyai peluang di atas rata-rata untuk meningkatkan posisinya.
  4. Sedang. Prestasi perusahaan cukup memuaskan untuk kelangsungan usahanya, namun sering kalah dari perusahaan yang dominan dan peluang yang dimiliki untuk meningkatkan posisinya cenderung rendah.
  5. Lemah. Perusahaan tampil tidak memuaskan tetapi memiliki peluang untuk perbaikan. Jika tidak ingin keluar dari industri solusinya harus mengubah diri berinovasi.
  6. Tidak ada harapan. Perusahaan berprestasi dengan sangat tidak memuaskan serta tidak memiliki peluang perbaikan.

perkembangan strategi pemasaran

Tidak dapat dimungkiri bahwa perkembangan ilmu ekonomi modern turut dipengaruhi oleh perkembangan kebudayaan masyarakat khususnya teknologi. Revolusi industri yang dipelopori oleh James Watt dgn penemuan mesin uapnya, telah mengubah tatanan masyarakat yang tadinya berorientasi agraris menjadi berorientasi industrialis. Hal ini ditandai dengan pembangunan pabrik-pabrik yang digerakan tidak lagi oleh manusia, tetapi juga oleh mesin, kapasitas produksi yang semakin besar dan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Revolusi industri juga membawa pengaruh penting dalam perkembangan ilmu ekonomi secara umum. Sistem ekonomi misalnya yang tadinya berorientasi merkantilis dan phisiokrasi, sekarang beralih ke kapitalis di bawah panji pemikiran Adam Smith.[1]

Perkembangan pemikiran marketing[sunting | sunting sumber]

sebagai ilmu sendiri lahir karena berbagai faktor:
  • Keberadaan Ilmu Ekonomi Sebagai Bagian dari Ilmu-Ilmu Sosial
Ilmu ekonomi mau tidak mau tidak bisa melepaskan diri dari esensinya sebagai ilmu sosial. Sebagai ilmu sosial peran dasar ilmu ekonomi adalah menganalisis dan memecahkan masalah-masalah sosial masyarakat yang berhubungan dengan ekonomi. Pemecahan ini tidak selalu dapat dipecahkan secara makro. Pemecahan secara mikro jelas dibutuhkan. Orang per orang baik secara individu ataupun kelompok membutuhkan pemecahan atas masalah mereka secara individualized. Pemecahan ini tentu saja membutuhkan analisis yg tidak saja bersifat teoretis-matematis seperti dalam ilmu ekonomi, tetapi membutuhkan analisis yang benar-benar sesuai dengan tantangan ruang dan waktu serta konteks masalah pada saat itu.
  • Kegagalan Ilmu-Ilmu Dasar Ekonomi.
Ilmu-ilmu dasar ekonomi terutama ilmu Ekonomi makro dan ekonomi mikro telah dianggap gagal memecahkan dan menganalisis masalah-masalah ekonomi yang terjadi. Beberapa teori dasar dalam ekonomi mikro seperti hukum permintaan, teori kepuasan marginal, teori perilaku konsumen dan sebagainya, dianggap tidak memadai untuk menjelaskan kompleksitas permasalahan-permasalahan aktual ekonomi.
  • Perkembangan masyarakat dan pola-pola kehidupan zaman.
Zaman industri telah membuat perubahan yang signifikan dalam tatanan kehidupan masyarakat, yang pada akhirnya disebut sebagai zaman modern. Tetapi perlu pula disadari bahwa perkembangan masyarakat post-modern tidak lagi bertumpu pada kelompok-kelompok masyarakat, tetapi pada kehidupan yang bersifat individualized, hal yang kemudian dikenal sebagai era informasi. Perkembangan marketing sebagai ilmu pada paruh kedua abad 20, turut dipengaruhi oleh para pemikir futuristik yang telah memperkirakan arah perkembangan dunia menuju era informasi tersebut.
  • Runtuhnya sistem komunisme dunia.
Sistem komunisme yang pernah merajai sebagian belahan dunia sejak PD I dan berlanjut pada PD II. Politik pada masa perang dingin pun mencerminkan adanya perbedaan pandangan yang sangat mencolok antara kapitalisme dan komunisme, yang sebenarnya berawal dari masalah ekonomi. Lebih tepatnya, secara filsafati perbedaan tafsiran terhadap Injil Matius.
Dengan runtuhnya sistem komunisme dunia, dunia menjadi terbuka bagi aktivitas ekonomi. Negara-negara yang tadinya menganut sistem ekonomi komando, beralih untuk memperlajari sistem ekonomi pasar, dan ilmu aplikatif yg paling digemari adalah ilmu pemasaran. Buku-buku dari berbagai ahli di dunia barat mulai dibawah dan diterjemahkan ke dalam bahasa setempat. Tidak terkecuali juga buku-buku pemasaran, terutama buku dari begawan marketing dunia, Philip Kotler.
Selain dari latar belakang lahirnya dan berkembangnya ilmu marketing, kita perlu mengenal beberapa hal mendasar dalam sejarah marketing. Marketing jelas dimulai dari kegiatan pertukaran entah antar pribadi dengan pribadi, kelompok dan seterusnya. Pertukaran ini membutuhkan suatu konsensus bersama di antara pihak2 yang melakukan pertukaran tersebut. Tetapi pertukaran ini sendiri tidak dapat disebut sebagai ilmu marketing. Karena sebenarnya kegiatan tersebut lebih bersifat praktis ekonomi semata.
Marketing lahir sebagai ilmu justru berawal dari ilmu periklanan (advertising). marketing pertama kali diajarkan dalam kelas oleh ED. Jones pada tahun 1906 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada tahun itu juga. Marketing selanjutnya lebih dipandang sebagai ilmu distribusi (distribusi massal), dan pengajarannya pun semakin luas pada universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat. Sedangkan dipandang dari sudut advertising, marketing sudah berkembang lebih dulu pada paruh terakhir abad ke-19, melalui penerbitan buku-buku yang berhubungan dengan advertising.
Pada masa-masa terkemudian, marketing diajarkan dengan tiga elemen utama, yaitu advertising, selling dan distribution. Dan selanjutnya perlahan namun pasti, unsur-unsur lain pun mulai dimasukan dalam pemikiran-pemikiran marketing. Di antaranya, konsep konsumsi, perilaku pasar, dan seterusnya.

Tiga Masa Marketing

Marketing tumbuh sebagai ilmu modern, seperti dikenal pada saat ini, karena dorongan para ahli yang turut serta menyumbang pemikiran di dalamnya. Para ahli ini dibagi dalam 4 kelompok utama, yaitu:
1. Kelompok pendiri adalah mereka yang melahirkan marketing sejak dari pertama, yang meletakan dasar-dasar marketing seperti yang sudah disebutkan diatas, di mana marketing memiliki 3 elemen dasar utama.
2. Kelompok akademisi, di antara mereka adalah Philip Kotler, Theodore Levitt, dan lain sebagainya. Masa ini ditandai dengan pengembangan ke arah modernisasi pemikiran marketing, dan pemanfaatan ilmu-ilmu lain yang relevan dalam bidang marketing, seperti psikologi sosial.
3. Kelompok konsultan. Jumlah mereka cukup banyak. Pemikiran mereka tidak semata-mata pada penelitian yang bersifat kuantitatif, tetapi lebih mengarah pada pengamatan dan observasi yang bersifat subjektif. Di antara mereka ini adalah Jack Trout dan Al Ries.
4. Kelompok praktisi, adalah mereka yang tadinya bekerja dalam bidang pemasaran, pernah memegang jabatan tinggi bidang marketing di dalam suatu perusahaan besar dan seterusnya. Pemikiran mereka lebih berorientasi kepada pengalaman mereka pribadi selama mereka bekerja. Sehingga pemikiran mereka bersifat aplikatif.
Pemisahan ini pada dasarnya tidak bersifat permanent, karena ada juga kelompok akademisi yang menjadi konsultan, praktisi dan lain sebagainya. Pemisahan ini dimaksudkan untuk memahami kerangka berpikir marketing sebagai ilmu dengan lebih baik.
Gelombang-gelombang baru teknologi dewasa ini, turut pula mempengaruhi perkembangan ilmu marketing. Pemikiran-pemikiran mutakhir seperti CRM (Costumer Relationship Marketing), Presicion Marketing, Marketing on the Internet, merupakan bukti bahwa perkembangan marketing dipengaruhi oleh perkembangan teknologi khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi.

pemasaran

  • pemasaran  adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum


adapun stragegi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan di mana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan, karna potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang yang mengetahui hal tersebut. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”[2] Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.[3] Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
  1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
  2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
  3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
  1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
  2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
  1. Tempat yang strategis (place),
  2. Produk yang bermutu (product),
  3. Harga yang kompetitif (price), dan
  4. Promosi yang gencar (promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
  1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
  2. Biaya konsumen (cost to the customer),
  3. Kenyamanan (convenience), dan
  4. Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

Kamis, 08 November 2018

biografi Abd Rahman



BIODATA DIRI

Nama : Abdul Rahman

Tempat / tgl lahir : Makassar, 07 Agustus 2002

Jenis kelamin : Lakilaki
 
Status : Pelajar

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln. Andi Mangerangi 3

No telepon : -

Email : maman.redgank01@gmail.com
 
Website : AbdRahman.blogspot.com

Nama Orang tua :
            Ayah : Ridwan
            Ibu    : Sari ambon

Anak ke : 1

Pendidikan terakhir : SMK

Hobi : Bola


Dijual murah mewah